https://bantul.times.co.id/
Berita

5,7 Hektare Lahan Disiapkan WtE Piyungan, Olah 1.000 Ton Sampah per Hari Jadi Listrik Terbarukan

Senin, 17 November 2025 - 20:22
WtE Piyungan Siap Olah 1.000 Ton Sampah per Hari Jadi Listrik Terbarukan TPA Piyungan disiapkan untuk pembangunan Waste to Energy (WtE) siap olah 1.000 ton sampah per hari. (FOTO: Antara)

TIMES BANTUL, BANTUL – Upaya Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengatasi persoalan sampah memasuki babak baru. Pemerintah Kabupaten Bantul memastikan lahan seluas 5,7 hektare di Kapanewon Piyungan telah resmi ditetapkan sebagai lokasi pembangunan Waste to Energy (WtE), sebuah instalasi modern pengolahan sampah menjadi energi listrik terbarukan.

Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, mengungkapkan bahwa penetapan lokasi ini merupakan tindak lanjut hasil rapat bersama Gubernur DIY, Kementerian Pangan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), serta pihak Danantara selaku mitra teknologi.

“Tempatnya sudah ditetapkan di Kapanewon Piyungan dengan lahan sekitar 5,7 hektare. Itu akan menjadi lokasi pembangunan instalasi WtE baru,” kata Halim, Senin (17/11/2025).

Lahan yang disiapkan bukan bagian dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan yang selama ini beroperasi. Instalasi WtE akan berdiri di area baru dengan teknologi pengolahan sampah melalui sistem pembakaran terkendali berstandar internasional.

Halim menjelaskan bahwa seluruh proses konversi sampah menjadi listrik dilakukan secara tertutup dan aman.

“Sampah disetorkan ke sana, diolah, dibakar. Hasil pembakaran menghasilkan uap, uap menggerakkan turbin, dan turbin menghasilkan listrik,” ujarnya menjelaskan mekanisme kerja WtE.

Target 1.000 Ton Sampah Per Hari, Libatkan 5 Kabupaten/Kota

Untuk mengoperasikan fasilitas ini, tiga daerah utama yaitu Kabupaten Bantul, Sleman, dan Kota Yogyakarta—diminta mengirimkan sampah ke Piyungan setiap hari. Total kebutuhan sampah ditargetkan mencapai 1.000 ton per hari.

Halim menambahkan, dua daerah lain yakni Kulon Progo dan Gunungkidul juga berpeluang dilibatkan untuk memenuhi kapasitas tersebut.

“Kemungkinan besar Kulon Progo dan Gunungkidul ikut bersama menyediakan suplai sampah hingga mencapai target harian,” kata Halim.

Selama bertahun-tahun, TPA Piyungan menjadi lokasi krisis sampah terbesar di DIY. Tumpukan sampah berlebihan, kebakaran, hingga penutupan sementara berulang kali terjadi. Dengan adanya WtE, pemerintah optimistis persoalan itu dapat teratasi.

Selain mengurangi volume sampah secara signifikan, proyek ini juga menghasilkan energi listrik terbarukan yang akan disalurkan ke jaringan PLN.

Pemerintah berharap kehadiran WtE dapat mengurangi ketergantungan pada energi fosil, mendorong pengelolaan sampah modern, dan memperkuat komitmen terhadap lingkungan berkelanjutan.

Pembangunan fasilitas WtE merujuk pada Perpres No. 109/2025 dan kebijakan KLHK yang menetapkan WtE sebagai strategi nasional untuk mengatasi sampah di kota-kota besar.

Pemerintah menargetkan pembangunan WtE di 34 lokasi dan menetapkan PLN untuk membeli listrik hasil pengolahan sampah sesuai harga yang telah ditentukan. Program ini diklaim membawa manfaat besar bagi lingkungan, ekonomi, dan masyarakat.

Bagaimana Cara Kerja WtE? Berikut Penjelasan Teknisnya

Mengacu pada KLHK dan Perpres No. 35/2018, berikut tahapan kerja instalasi Waste to Energy:

1. Pengumpulan Sampah. Sampah dari berbagai daerah diangkut menuju fasilitas WtE menggunakan armada khusus.

2. Pemisahan Awal. Material berbahaya dan sampah yang dapat didaur ulang dipilih terlebih dahulu.

3. Pembakaran Terkendali (Incinerator). Sampah dibakar pada suhu tinggi dengan teknologi ramah lingkungan untuk meminimalkan polusi.

4. Pembentukan Uap Air. Panas pembakaran memanaskan air hingga membentuk uap bertekanan tinggi.

5. Penggerakan Turbin. Uap dialirkan ke turbin untuk menghasilkan putaran.

6. Pembangkit Listrik. Putaran turbin menggerakkan generator yang menghasilkan listrik.

7. Pengendalian Emisi. Gas buang disaring melalui scrubber atau filter khusus untuk mengurangi dioxin, CO₂, dan partikel debu.

8. Penyaluran Energi ke PLN. Listrik yang dihasilkan masuk ke jaringan listrik nasional.

9. Pemanfaatan Abu Sisa Pembakaran. Abu dapat digunakan sebagai material konstruksi atau diolah lebih lanjut.

Manfaat Besar WtE bagi DIY

Program ini tidak hanya menyelesaikan persoalan sampah, tetapi juga memberikan berbagai keuntungan untuk lingkungan, energi, ekonomi, dan sosial. Jika sesuai jadwal, WtE Piyungan akan menjadi salah satu instalasi pengolah sampah terbesar di Jawa. DIY pun berpotensi menjadi daerah percontohan nasional dalam pengelolaan sampah berbasis energi terbarukan. (*)

Pewarta : Soni Haryono
Editor : Deasy Mayasari
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Bantul just now

Welcome to TIMES Bantul

TIMES Bantul is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.