TIMES BANTUL, LUMAJANG – Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, kembali mengalami getaran banjir lahar dingin yang terjadi selama hampir 5 jam. Getaran ini disebabkan oleh hujan deras yang mengguyur kawasan puncak gunung tersebut.

Menurut laporan dari Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru Yadi Yuliandi, pengamatan kegempaan aktivitas Gunung Semeru pada Rabu (17/4/2024) pukul 00.00-24.00 WIB menunjukkan adanya satu kali gempa getaran banjir dengan amplitudo 20 mm selama 17.223 detik atau hampir 5 jam.

"Terjadi satu kali gempa getaran banjir dengan amplitudo 20 mm selama 17.223 detik atau hampir 5 jam," ujar Yadi, Kamis (18/4/2024).

Selain getaran banjir, Gunung Semeru juga mengalami 33 gempa letusan atau erupsi dengan amplitudo 10-22 mm dan lama gempa 41-170 detik, serta lima gempa guguran dengan amplitudo 3-8 mm dan lama gempa 48-129 detik.

Terjadi gempa embusan dua kali dengan amplitudo 2-7 mm dan durasi 35-100 detik, harmonik tiga kali dengan amplitudo 3-6 mm dan durasi 129-504 detik, serta gempa tektonik jauh lima kali dengan amplitudo 4-28 mm.

"Pengamatan secara visual, Gunung Semeru tertutup kabut, asap kawah tidak teramati. Cuaca berawan hingga hujan, angin lemah hingga sedang ke arah utara, timur laut dan barat," ucapnya.

Getaran banjir yang berlangsung cukup lama menyebabkan aliran banjir lahar dingin Gunung Semeru cukup deras, merusak bronjong atau tanggul penahan di Dusun Sumber Kajang, Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro.

Pada Kamis dini hari pukul 00.34 WIB, Gunung Semeru kembali erupsi dengan tinggi kolom letusan sekitar 800 meter di atas puncak.

Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu, tebal ke arah barat daya dan barat. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 134 detik. (*)