TIMES BANTUL, BANTUL – Hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur Kabupaten Bantul pada Jumat (26/12/2025) menyebabkan sejumlah bencana di wilayah tersebut. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul mencatat sedikitnya 87 titik kejadian akibat cuaca ekstrem tersebut.
Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Bantul, Antoni Hutagaol, mengatakan bahwa hingga Sabtu (27/12/2025) pukul 08.00 WIB, laporan dampak bencana masih terus bertambah dan bersifat sementara. “Data yang masuk ke Pusdalops PB BPBD Bantul mencakup kejadian gerakan tanah, pohon tumbang, dan banjir,” ujarnya.
Ia menjelaskan, bencana gerakan tanah terjadi di delapan titik yang tersebar di Kapanewon Imogiri, Piyungan, Dlingo, dan Kretek. Dampak gerakan tanah tersebut merusak talud, akses jalan, rumah warga, serta area makam di lima kalurahan, yakni Selopamioro, Srimartani, Girirejo, Mangunan, dan Parangtritis.
Sementara itu, kejadian pohon tumbang mendominasi laporan dengan total 78 titik. Lokasi terbanyak berada di Kapanewon Sanden dan Kretek, serta tersebar di 13 kalurahan. Pohon tumbang mengakibatkan gangguan akses jalan, kerusakan rumah, jaringan listrik dan telepon, kandang ternak, permukiman, hingga talud.
Selain itu, banjir juga dilaporkan terjadi di satu titik di Kapanewon Sanden, tepatnya di Kalurahan Srigading, yang berdampak pada permukiman warga.
BPBD Bantul bersama Pemerintah Kabupaten Bantul, Tagana, PMI, PLN, kepolisian, TNI, FPRB kalurahan, pemerintah kalurahan, serta masyarakat setempat masih melakukan penanganan darurat dan asesmen di lokasi kejadian.
“Proses penanganan dan pendataan masih berlangsung. Data ini bersifat sementara dan akan diperbarui sesuai perkembangan di lapangan,” kata Antoni. (*)
| Pewarta | : Soni Haryono |
| Editor | : Faizal R Arief |